Senin, 13 April 2009

Hewan-hewan Berjasa


Allah Yang Maha Pemurah telah menciptakan alam ini beserta isinya dengan tidak sia-sia. Semua dapat dipergunakan demi kemaslahatan sesosok mahluk yang telah diberi amanah untuk memimpin dunia benama manusia.

Allah menciptakan bumi, sebuah planet indah dan aman untuk dihuni manusia. Tanahnya diolah dan ditanami aneka tumbuhan. Udara yang dihirup tidak membahayakan bagi kehidupan manusia. Anginnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, dari perahu layar sampai listrik tenaga angin. Sedangkan sinar matahari yang telah difilterisasi secara alami oleh lapisan atmosfer sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman, hewan dan lagi-lagi, manusia. Allah juga menciptakan berbagai macam hewan dengan kegunaannya masing-masing.

Dalam kehidupan sehari-hari kita akrab dengan binatang peliharaan untuk kesenangan seperti berbagai jenis unggas, monyet, kucing dan ikan. Kita juga mengenal unggas seperti ayam dan beburungan sebagai penghasil daging dan telur. Bahkan Allah memuliakan para hewan dengan menceritakan beberapa jenis hewan di dalam Al Quran misalnya sapi Nabi Musa, semut Nabi Sulaiman , dan unta nabi Muhammad SAW. Beberapa hewan juga diangkat menjadi nama surat misalnya Al-Baqarah (Sapi betina), An-Naml (Semut), An-Nahl (lebah) dan Al-Fiil (Gajah).

Selain untuk dikonsumsi, ada pula jenis hewan yang diambil bagian tubuhnya untuk bahan sandang misalnya bulu domba untuk bahan dasar wol, kulit sapi untuk bahan kulit, dan ludah ulat sutera untuk bahan kain sutera. Sebagai alat transportasi atau pembantu transportasi misalnya, kuda tunggangan, unta, keledai, sapi pedati, dan anjing penarik kereta salju. Anjing dimanfaatkan pula sebagai penjaga rumah, pemburu binatang, pelacak penjahat dan pelacak obat-obat terlarang.

Seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia akan sifat-sifat hewan, maka pemanfaatan hewan lebih beragamm lagi. Di bidang kedokteran dan farmasi, hewan dijadikan mahluk eksperimen terhadap kinerja suatu obat, di bidang penerbangan hewan dimanfaatkan untuk menguji kondisi atmosfer, sementara hewan-hewan lain dengan berbagai sifat khasnya merupakan sumber inspirasi bagi perkembangan teknologi. Hewan-hewan Penerbang Kemajuan teknologi penerbangan sesungguhnya tidak lepas dari "jasa-jasa" hewan.

Sebelum Joseph Michael Montgolfier dan saudaranya, Jacques Etienne berhasil terbang dengan balon udara pada bulan oktober 1783, enam bulan sebelumnya dua bersaudara asal Perancis ini terlebih dahulu menaikkan biri-biri, ayam dan kambing ke atas keranjang balon udara mereka untuk menguji coba kemampuan bertahan hewan-hewan ini di ketinggian. Hewan-hewan yang mendahului manusia terbang dengan balon ini berhasil mendarat dengan selamat dan membuka era penerbangan balon udara berawak manusia.

Demikian pula sebelum Yuri Gagarin berhasil meluncur ke angkasa luar dengan wahana Sputnik 1 pada tahun 1957, para ahli hewan dan ansronautika Uni soviet terlebih dahulu meyakinkan diri akan keamanan penggunaan kapsul ruang angkasa dengan meluncurkan kapsul ruang angkasa berawak anjing. Pada tanggal 3 november 1950, seekor anjing bernama Laika dikirim dengan wahana Sputnik II. Bulan agustus 1960 Strelka dan Belka meluncur dengan Sputnik V. Laika meninggal karena kekurangan makan, Strelka dan Belka berhasil mendarat dengan selamat sedangkan dua ekor anjing yang lain yakni Veterok dan Ugolyok tercatat sebagai mahluk hidup pertama yang berhasil melewati sabuk Van Allen dengan selamat.

Sementara Amerika yang juga dikenal sebagai negara yang gila eksplorasi angkasa luar cenderung menggunakan simpanze dan tikus sebagai binatang ekperimen. Misalnya shimpanze bernama Albert yang diterbangkan dengan wahana V-2, Pasangan shimpanze, Michael (jantan ) dan Patricia (betina) yang dikirim dengan roket Aerobe III pada tanggal 21 mei 1952 sementara pada bulan Januari 1961 Hans meluncur dengan Roket Mercury.

Tikus-tikus yang dikirim beserta shimpanze-shimpanze ini sendiri tidak diberi nama tetapi yang jelas keberhasilan percobaan dengan shimpanze dan tikus telah memberanikan Amerika mengirim Alan Shepard dengan Mercury 7. Hewan-Hewan Inspiratif Burung adalah hewan yang telah lama menaut mimpi manusia untuk berpetualang di angkasa mulai dari Zaman Daedalus-Icarus yang terdapat dalam mitos Yunani kuno, kisah burung rukh dalam kisah Sinbad si Pelaut di era pertengahan sampai kemudian Leonardo da Vinci membedah merpati untuk didesain menjadi alat terbang di abad 15 M.

Ikan paus diyakini sebagai sumber inspirasi pembuatan kapal selam, semprotan cumi-cumi menimbulkan ide pembuatan mesin jet sedangkan kura-kura adalah ide dasar pembuatan panser. Namun penelitian serius mengenai keunikan pada alam baru dimulai pada tahun 1960 ketika Doktor Jack E. Steek, seorang pakar aeronautic dan angkasa luar US Air Force meresmikan sebuah cabang ilmu baru bernama bionics dengan tujuan menggunakan mekanisme yang terdapat pada hewan dan tumbuhan untuk memecahkan masalah-masalah keteknikan.

Melalui ilmu bionics ini para ilmuan menemukan sonar atau radar bawah laut yang dikembangkan dari hasil analisis terhadap ikan dolfin, ikan yang dikenal mampu mendeteksi benda-benda di sekitarnya dengan system pantulan suara, sementara system kerja radar dikembangkan dari cara kerja kelelawar mengenali benda-benda di sekitarnya.

Mekanisme mata katak yang mampu merespon dengan cepat gerakan serangga dimanfaatkan para ahli militer untuk membuat mata pengenal bola untuk pertahanan udara atau SAGE (Semi Automatic Ground Environment). Keistimewaan pada ular belang (rattle snake) yang mampu mendeteksi perubahan suhu sampai 0,002 derajat celcius ditiru untuk pengembangan rudal pencari panas semacam rudal udara ke udara sidewinder.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar